News Update :
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM ... SELAMAT DATANG DI WEBSITE DPC PKS SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

PKS Disembelih dengan Pisau Merek Fathanah

Minggu, 26 Mei 2013




KH Muhammad Al Khaththath
@malkhaththath

Ahmad Fathanah yang tidak pernah dikenal publik tiba-tiba sangat terkenal setelah dicokok KPK bersama Maharani di Hotel Le Meridien di bilangan Sudirman Jakarta pada 29 Januari 2013 lalu.  Dalam kasus tertangkap tangan itu Fathanah membawa uang sebanyak 1 milyar dari importir sapi PT Indoguna yang katanya akan diberikan kepada Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq sebagai suap untuk menambah kuota impor sapi.  Sejak itu hingga hari ini, tak henti-hentinya media massa begitu nyinyir menayangkan berita Fathanah. Apalagi dibumbui dengan tampilnya sejumlah wanita cantik yang diberi uang, perhiasan, maupun mobil. Maka lengkaplah popularitas Fathanah. Kalau anda ketik kata Ahmad Fathanah, maka dalam 0,17 detik anda langsung menemukan 2,15 juta artikel yang menyebut Fathanah.

Selera Fathanah kepada perempuan boleh dikata tinggi. Tidak hanya Maharani gadis cantik mahasiswi Universitas Mustopo, tapi juga ada model Vitalia Shesya, hingga artis cantik Ayu Azhari, dan lain-lain. Selera obral uang memanjakan wanitanya juga luar biasa.  Sayang, uangnya diduga hasil korupsi.  Dan para wanitanya dikesankan dalam relasi negatif.

Karena nyanyian Fathanah, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq (LHI) dicokok KPK di kantornya pada hari berikutnya. LHI tanpa perlawanan dan langsung ditahan oleh KPK sebagai tersangka korupsi dalam kasus suap sapi impor. Pemberitaan heboh tentang Fathanah yang menyeret LHI bahkan elit-elit PKS seperti Hilmi Aminuddin dan Mentan Suswono hingga penyitaan mobil-mobil mewah di kantor DPP PKS adalah penyembelihan kepada PKS. Ya PKS disembelih dengan pisau bermerek Ahmad Fathanah. Analis politik menilai bahwa PKS di ujung tanduk. Secara opini publik memang PKS hari ini sampai pada posisi titik nadzir.

Dampak sembelihan terhadap PKS sebagai partai Islam memang sangat dahsyat. Kepercayaan masyarakat yang mayoritas muslim ini kepada partai Islam akan turun jauh merosot. Bahkan akan muncul ketidak percayaan publik kepada para pejuang yang mengusung syariah. Seruan kaum sekular “Jangan bawa-bawa agama  dalam politik!” akan semakin kencang. Jenggot yang dulu dikenal sebagai ciri tsiqah, terpercaya, akan berubah. PKS pun mengubah slogannya “bersih-peduli-profesional” menjadi “cinta, kerja, dan harmoni”. Jika PKS tak mampu mengubah arah opini yang sekarang begitu masif menyembelih PKS, kemungkin PKS akan habis. Bahkan mungkin berdampak juga ke partai Islam PPP akan ikut bangkrut dan keluar dari Senayan. Dan partai Islam PBB akan gagal masuk ke Senayan. Ngeri!

Di sinilah kita boleh marah kepada Fathanah dan prihatin dengan kasus naas yang menimpa PKS. Saya sampai nanya kepada kawan yang pernah lama jadi aktivis PKS, apakah Fathanah itu intelijen?  Kawan saya mengatakan bahwa Fathanah bukan kader PKS. Tapi memang teman LHI, teman sekolah di Madinah. Tahun 2005 perusahaannya (bersama LHI) dituntut orang karena menipu voucher milyaran rupiah. AF diadili dan divonis 2 tahun. Kata kawan saya, kalau intel mestinya nggak kena 2 tahun penjara. Di sini malah saya berfikir jangan-jangan justru digarap waktu di penjara. Tapi entah oleh intelijen mana, karena sasarannya jelas penghancuran partai Islam PKS.

Celakanya Fathanah yang artinya cerdas ini tidak sesuai namanya. Fathanah kehilangan kecerdasannya. Dia begitu mudah diperalat oleh para importir sapi untuk memuluskan nafsu bisnis mereka untuk mengeruk keuntungan banyak dengan permintaan tambahan kuota impor, apalagi selisih harga impor dengan harga jual daging sapi di Indonesia begitu menggiurkan. Begitu bodohnya Fathanah membawa uang 1 miliar dari Indoguna ke hotel Le Meridien, bawa perempuan Maharani, dan memberinya uang 10 juta, lalu bernyanyi bahwa itu akan diberikan kepada LHI yang merupakan teman lamanya, baik teman kuliah di Madinah maupun teman usaha. Menurut Prof. Romli di ILC (21/5) kasus Fathanah dan LHI ini masih mengandung masalah, karena Fathanah bukan penyelenggara negara, LHI bukan pihak yang mengambil keputusan untuk kasus suap kuota sapi, sedangkan Mentan Suswono menolak permintaan tambahan kuota.  Namun belum jelas perkaranya, opini buruk sudah menyembelih PKS dan partai
Islam lainnya.

Makanya kawan saya yang mengirim BBM jampi stress tentang sifat Rasul siddiq, tabligh, dan amanah, serta hilangnya fathanah karena ditangkap KPK, saya tegur dengan kalimat istighfar. Dia istghfar. Tapi dia bilang just joke ustadz. Saya bilang: Saya khawatir ini istihza’, melecehkan sifat Rasul terkait kebodohan saudara Fathanah. Kawan saya yang aktivis justru bertanya apakah tidak mungkin ini makar Allah SWT kepada PKS karena para elite yang sudah terlalu borju?

Saya tidak bisa menjawab. Hanya saya prihatin dengan  kebodohan Fathanah yang telah menjadi alat orang lain untuk menyembelih PKS, salah satu partai Islam, yang sudah dicap Prof Sahetapy yang Katolik di ILC (21/5) sebagai comberan.  Namun saya pikir-pikir, karena Fathanah itu sudah menjadi alat, ya alat pasti tidak berfikir, tidak cerdas.

Akhirnya saya berdoa semoga para ikhwan di PKS masih cerdas untuk membawa dakwah Islam, tetap setia sebagai partai dakwah untuk mengislamkan kehidupan bangsa dan negara kita, dan tak tergoda untuk ikut arus partai sekuler demokrasi yang mahal dan cenderung koruptif, karena akan hilang kecerdasan mereka seperti Fathanah. Na’udzubillah!

Sumber : http://www.suara-islam.com/read/index/7289#.UaHR675MD8g.facebook 
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DPC PKS SEKAMPUNG UDIK 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com | Re Design by PKS Sekampung Udik.