News Update :
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM ... SELAMAT DATANG DI WEBSITE DPC PKS SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

Berita Utama

Entri Populer

Biadab!! Militer Mesir Bakar Rumah Sakit Rabaa Berisi Ribuan Pasien

Rabu, 14 Agustus 2013


PASUKAN polisi dan tentara Mesir membakar rumah sakit lapangan Rabaa Al Adawiyah, termasuk membakar tubuh para syuhada, wanita dan anak anak yang terluka.
Seperti dilaporkan ikhwanonline mengatakan kru medis dipaksa meninggalkan pasien yang terluka di Rumah Sakit lapangan Rabaa Al Adawiyah, setelah itu korban ditembak dengan peluru tajam.
Korban yang masih kuat berjalan berhamburan menyelematkan diri ketika rumah sakit lapangan itu diserbu pasukan polisi dan tentara pro kudeta itu.

Fadhilatus Syeikh Dr. Yusuf Al Qaradhawy, hafizhahullah, dalam siaran live di Aljazeera menyatakan:

"Sisi, Beblawi, Adly Mansour, Baradei cs terlibat dalam aksi kejahatan ini. Mereka akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah dan rakyat Mesir. Sungguh apa yang terjadi hari ini tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan hingga pada dinasti Mamalik sekalipun, tak pernah ada pembantaian sebesar ini atas rakyat Mesir."




*[Dt/ikhwanonline/Islampos/dll]

Status FB Terakhir Syuhada Rab'ah: "Kucium bau surga!"


KAIRO - (14/8) Pembantaian atas demonstran damai Pro Mursi oleh pemerintahan kudeta dibawah komando As-Sisi kali ini paling biadab. Akun resmi pro Mursi di Rab'ah @EgyAntiCoup menulis: Confirmed from field hospital now: Death toll reaches 2200, and 10,000+ wounded #RabaaMassacre.

Termasuk yang gugur syahid adalah putri pemimpin Ikhwan Dr. Muhammad Baltaji yang berumur 17 tahun, Asma' binti Baltaji. Sesaat setelah gugurnya putri beliau, Dr Baltaji diwawacarai Al Jazeera. Beliau menyatakan, "Saya tidak butuh bela sungkawa untuk putriku Asma'. Sekarang dia sudah di Surga Firdaus".

Syuhada yang lain, Dokter Abdurrahman Eldeeb yang bertugas sebagai tim medis di Rab'ah, sebelumnya mengupdate status seputar perkembangan terkini Mesir. Ia kemudian membuat status, "Kucium bau surga." Dua jam kemudian ia syahid ditembak penembak jitu, (14/8/2013).

Wa inna jundana lahumul gholibun.... betapapun pedih perihnya.. inilah jalan kemenangan.

Allahumansurhum fii Misr ... Allahumarzuqhum syahadata fii sabilik ..


* PKS PIYUNGAN

3000 SYAHID DALAM 8 JAM, REKOR DUNIA UNTUK PEMBANTAIAN DI PEGANG OLEH AL SISI


Hanya dalam waktu tak lebih dari 8 jam, pasukan kemanan dan militer Mesir 'berhasil' membunuh lebih dari 3.000 rakyat Mesir yang menolak upaya kudeta militer dengan penggulingan Presiden Muhammad Mursi. Jumlah demonstran rakyat Mesir yang meninggal itu dikonfirmasi oleh juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad dan pihah-pihak rumah sakit setempat, Rabu (14/8).

Juru bicara Ikhwanul Muslimin itu mengatakan, Rabu (14/8), ribuan orang meninggal dalam 8 jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.

"Dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 3000 orang dibunuh dan 10,000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!" kata Gehad El-Haddad, melalui akun Twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).

“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara oposisi menentang kudeta militer,” tambahnya.

Situasi memanas sejak Rabu pagi waktu setempat (14/8/2013), Al Jazera melaporkan langsung dari Kairo bahwa langit kota itu dipenuhi asap yang membumbung dari Nahda Square – yang kemudian benar-benar dibersihkan – dan ada laporan tembakan gas air mata serta tembakan senapan angin dari lokasi kejadian.

Kementerian Dalam Negeri juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan akan bertindak tegas kepada pengunjuk rasa yang dianggap bertindak “tidak bertanggung jawab” dan mengatakan akan menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan lokasi perkemahan.

Pada pertengahan pagi, televisi pemerintah melaporkan, pasukan keamanan telah selesai membersihkan Nahda Square. Buldoser juga disiapkan untuk membubarkan tenda-tenda yang dipakai demonstran.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan keamanan telah mengontrol total atas Nahda Square, dan pasukan polisi telah berhasil menghapus sebagian besar tenda di kawasan itu. Dan pasukan keamanan telah memblokir semua akses ke kamp protes.

Reporter Al Jazeera Rawya Rageh melaporkan dari Kairo, mengatakan bahwa “pertempuran ini jauh lebih besar dari apa yang Anda lihat, termasuk jumlah korban. Ini adalah perjuangan untuk masa depan negara dan sesuatu yang akan menentukan jalannya revolusi Mesir yang telah berlangsung selama dua tahun dari sekarang.”

“Tidak ada yang diharapkan ini menjadi operasi yang mudah. ​​Ini menjadi sangat jelas bahwa kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran dalam permainan berbahaya.”

Seruan Turun ke Jalan

Sebagai tanggapan terhadap operasi keamanan, Ikhwanul Muslimin mendesak rakyat Mesir untuk turun ke jalan dalam upaya menghentikan aksi “pembantaian”.

Para penyelenggara protes Rabiah al-Adawiya, di mana beberapa pemimpin Ikhwan ikut di sana, “menyerukan rakyat Mesir untuk turun ke jalan untuk menghentikan pembantaian,” kata Haddad.

Pasukan keamanan juga menyerbu Nasr City dan ada laporan bahwa penembak jitu menembaki demonstran di Rabiah al-Adawiya Square.

Namun pasukan keamanan mengatakan penembak jitu hanya menembakkan gas air mata.

“Banyak orang yang dibunuh sekarang … Apa yang dapat kita harapkan adalah hanya kondisi yang lebih buruk,” kata Laila, anggota Aliansi Anti Kudeta Mesir, sebuah kelompok pro Mursi. “Apa yang terjadi sekarang adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”

* http://muslimina.blogspot.com/2013/08/3000-syahid-dalam-8-jam-rekor-dunia.html

The Guardian: Pimpinan Militer Mesir akan Diseret ke Pengadilan Internasional




Surat kabar The Guardian-Inggris menyebutkan bahwa pemimpin militer di Mesir tidak akan luput dari pengadilan Internasional untuk kejahatan perang yang telah mereka lakukan, termasuk kejahatan terhadap para pendukung presiden Mursi, yang terbaru adalah peristiwa pembantaian yang berlangsung hari ini terhadap demonstran di Rabi'ah Al Adaweah dan Nahdhah Square, yang mana hal tersebut bisa diadili di hadapan pengadilan kriminal Internasional meskipun Mesir tidak ikut menandatangani "Piagam Roma untuk Hak Asasi Manusia".

Surat kabar Inggris tersebut juga menambahkan bahwa dengan eskalasi ketegangan di Mesir dan pembantaian pihak keamanan terhadap banyak pendukung Mursi hari ini, banyak dari pengacara hak asasi manusia akan menggunakan "prinsip yurisdiksi universal" untuk mengadili pelaku-pelaku kejahatan internasional. Sudah saatnya bagi masyarakat internasional untuk melihat lebih dekat apa yang sebenarnya terjadi di Mesir, dan meminta pertanggung jawaban mereka (pemerintah kudeta) atas pertumpahan darah yang terjadi.

Yang jadi masalah saat ini adalah, Mesir tidak tunduk pada yuridikasi pengadilan Afrika tentang hak asasi manusia karena Mesir tidak ikut menandatangan piagam tersebut. Ini berarti bahwa pengadilan Afrika tidak bisa mengadili kekejaman yang dilakukan oleh tentara Mesir. Begitu pula, Mesir juga bukanlah negara yang menandatangani Piagam Roma, oleh karena itu Mesir pun tidak tunduk pada Pengadilan Kriminal Internasional. Akan tetapi Guardian menambahkan, meskipun begitu, para penggagas piagam Roma telah mengetahui bahwa banyak pemerintahan yang sengaja tidak menandatangani piagam tersebut agar nantinya bisa tidak patuh. Maka dari itu, mereka (para penyusun piagam Roma) menambahkan sebuah artikel dalam piagam tersebut untuk memberi yurisdiksi terhadap pengadilan pidana Internasional untuk menjalankan mandatnya ketika dewan keamanan PBB merujuk sebuah kasus kriminal internasional untuk diinvestigasi, seperti yang pernah diberlakukan pada kasus presiden Sudan Umar Al Bashir yang didakwa di pengadilan pidana setelah kasusnya dirujuk oleh dewan keamanan.

Guardian juga menyebutkan bahwa seharusnya negara-negara demokratis (Eropa-Amerika) tidak membiarkan demokrasi Mesir yang baru lahir ini menjadi Suriah baru, atau menjadi seperti negara-negara yang mengalami banyak kudeta dalam pemerintahannya seperti Pakistan. Seharusnya pula, pemerintah Inggris meningkatkan rasa tanggung jawabnya dan mengambil peran kepemimpinan global terhadap masalah ini sebagai salah satu anggota tetap dewan keamanan PBB.

Yang terpenting adalah pengadilan kriminal Internasional harus segera mengambil langkah tegas terhadap pemimpin negara-negara non penandatanganan piagam Roma atau pihak ketiga yang perlu diminta pertanggung jawabannya karena telah menggunakan kekuatan mematikan untuk merusak aturan hukum dan demokrasi. Ia juga menambahkan bahwa kondisi tersebut berlaku pada tentara Mesir. (Sumber: islamtoday/sinaimesir)

* http://muslimina.blogspot.com/2013/08/the-guardian-pimpinan-militer-mesir.html
 

© Copyright DPC PKS SEKAMPUNG UDIK 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com | Re Design by PKS Sekampung Udik.